08 April 2016

MeoTalk Aplikasi Chatting CEO nya berasal dari Indonesia

CEO MeoTalk, Novi Wahyuningsih (kiri) saat menandatangani kerjasama dengan DEO Monzter WeChat, Daniel (kanan). (Foto : Istimewa)
Novi Wahyunigsih gadis desa asli Karanganyar, Kebumen, Jawa Tengah (Jateng) ini. Dengan penampilannya yang sangat sederhana, gadis 24 tahun ini tak mau meninggalkan logat ‘Ngapak’ khas Kebumen yang selama ini dijadikannya sebagai bahasa sehari-hari. Namun dibalik itu semua siapa akan menyangka jika Novi Wahyuningsih ternyata merupakan chief executif officer (CEO) suatu perusahaan yang bergerak di media sosial dan game berbasis di Malaysia.
Nama media sosial ini yakni MeoTalk dan game Monzter. MeoTalk merupakan aplikasi media sosial yang bisa diunduh melalui Play Store di perangkat pintar, dengan aplikasi ini pengguna bisa mengobrol melalui media sosial. MeoTalk menjadi aplikasi chatting generasi baru dengan teknologi canggih untuk mengubah cara orang bertemu dan berkomunikasi dengan orang-orang baru.
Dikatakan gadis yang hanya menempuh selama satu tahun enam bulan untuk kuliah D3 di Universitas Gadjah Mada (UGM) ini, sebenarnya MeoTalk tidak jauh beda dengan media chatting lainnya, namun aplikasi ini mempunyai banyak kelebihan. Selain bisa mengobrol hanya dengan suara, aplikasi ini juga memungkinkan pengguna untuk bisa berkomunikasi dengan tulisan maupun video.
“Tidak hanya itu, setiap pengunduh aplikasi ini mendapatkan reward berupa GE poin, yaitu uang virtual yang bisa digunakan untuk belanja di toko yang sudah menyediakan sarananya. Jadi alpikasi ini merupakan jawaban atas tuntutan kemajuan jaman modern saat ini,” kata Novi kepada KRjogja.com.
Ide awal aplikasi ini sebenarnya sudah muncul sejak sejak 2011 silam, namun baru bisa digarap Novi pada Januari 2015 lalu dan mulai diluncurkan pada tanggal 28 November 2015 lalu. Atas jerih payahnya itu Novi mendapatkan reward saham dari Global Century Limited sebesar Rp 2,6 miliar.
Sebenarnya Novi sudah membuat lima platform, yaitu MeoTalk, Monzter, happybid dan metgames serta vooilaa, namun baru MeoTalk dan Monzter saja yang telah diluncurkan. Semua aplikasi tersebut nantinya akan berhubungan.
Gadis lulusan S1 di STIE Pelita Bangsa Bekasi yang saat ini masih melanjutkan S2 di Bina Nusantara Jakarta ini mengungkapkan, diciptakannya aplikasi MeoTalk tersebut berawal dari keprihatinannya melihat masyarakat Indonesia yang banyak menggunakan media sosial justru buatan dari luar negeri. Aplikasi media sosial ciptaan anak bangsa tak kunjung hadir di tanah air, padahal warga negara Indonesia berjumlah sekitar 250 juta dimana 100 juta orang diantaranya merupakan pengguna aktif media sosial.
"Kenapa dari dulu orang Indonesia tidak membuat aplikasi sendiri? Jika sudah ada sejak dulu mungkin kini akan bisa mendunia seperti aplikasi yang selama ini sering dipergunakan,” tambahnya.
Berangkat dari itu, Novi lalu menggandeng sahabat-sahabatnya dari Indonesia maupun negara lain untuk membuat aplikasi media sosial dan game untuk perangkat pintar. Sambutan teman-teman cukup positif dan saat peluncuran pertama di Indonesia datang sekitar 600 orang dari 12 negara untuk menyaksikan karya anak bangsa tersebut.
Saat peluncuran selama satu hari, tercatat sudah ada 4.000 orang yang mengunduh MeoTalk. Dalam tiga tahun kedepan, setalah lima aplikasi diluncurkan semua ditargetkan akan ada satu miliar pengguna di seluruh Indonesia.
Di Yogyakarta, Novi membuka kantor di Jalan Magelang, Sleman. Dikatakannya, untuk di Indonesia cukup 4 orang karyawan saja yang dipekerjakan, namun di kantor pusat Malaysia ada sebanyak 100 pegawai yang siap menangani aplikasi-aplikasi di dunia maya.
Ia berharap aplikasi media sosial dan game serta aplikasi lainnya bermanfaat bagi masyarakat. Ketika ada yang mengunduh aplikasi ini, otomatis dapat refund. Saat bermain game, chatting, unggah status mendapatkan poin yang bisa ditukar dengan uang dollar Amerika.
"Saat terkumpul 1 juta poin dapat ditukar USD 100. Taget saya ada 100 juta pengguna aplikasi ini dari Indonesia," kata Novi.
Walau pencapaian yang diraihnya saat ini telah tinggi, namun hal tersebut tak membuat Novi lupa diri. Novi tetap merasa dirinya sebagai orang biasa yang akan terus belajar untuk mencapai kesuksesan berikutnya. Ia mempunyai prinsip, dalam menjalani hidup selalu menjaga amanah dari siapapun dan selalu berani mencoba sesuatu yang baru.
"Selagi itu positif kenapa tidak? Jatuh bangun itu hal biasa, yang penting tidak ada kata menyerah dalam hidup. Selebihnya untuk hasil percayakan kepada Yang Kuasa. Saya belajar dari orang-orang yang sudah berhasil. Amati, tiru dan modifikasi," ungkapnya.
Novi mengaku apa yang dilakukannya ini selalu mendapat dukungan dari orang tuanya. Ayahnya yang hanya seorang petani menjadi petani dan penggilingan padi ini merasa bangga atas kesuksesan yang diraih sulung empat bersaudara ini.
“Saya bangga karena Novi mempunyai prestasi dan keinginan kuat untuk maju. Saya mendukung, yang penting usahanya halal dan benar," kata Darman (52), ayah Novi.(Van)

Berikut Tampilan MeoTalk




Kerenn kan?? So pasti .. Karya anak Indonesia Juga :D . Yang mau Coba langsung Download di Playstore

via krjogja

0 Komentar